Pacaran??!!Ga Banget!!

Saturday, February 27, 2010

Memiliki rasa cinta adl fitrah Ketika hati udah terkena panah asmara terjangkit virus cinta akibatnya… dahsyat man… yg diinget cuma si dia pengen selalu berdua akan makan inget si dia waktu tidur mimpi si dia. Bahkan orang yg lagi fall in love itu rela ngorbanin apa aja demi cinta rela ngelakuin apa aja demi cinta semua dilakukan agar si dia tambah cinta. Sampe’ akhirnya…. pacaran yuk. Cinta pun tambah terpupuk hati penuh dgn bunga. Yang gawat lagi krn pengen bukti’in cinta bisa buat perut buncit . Karena cinta diputusin bisa minum baygon. Karena cinta ditolak .. dukun pun ikut bertindak. Sebenarnya manusia secara fitrah diberi potensi kehidupan yg sama dimana potensi itu yg kemudian selalu mendorong manusia melakukan kegiatan dan menuntut pemuasan. Potensi ini sendiri bisa kita kenal dalam dua bentuk. Pertama yg menuntut adanya pemenuhan yg sifatnya pasti kalo ngga’ terpenuhi manusia bakalan binasa. Inilah yg disebut kebutuhan jasmani seperti kebutuhan makan minum tidur bernafas buang hajat de el el. Kedua yg menuntut adanya pemenuhan aja tapi kalo’ kagak terpenuhi manusia ngga’ bakalan mati cuman bakal gelisah sampe’ terpenuhinya tuntutan tersebut yg disebut naluri atau keinginan . Kemudian naluri ini di bagi menjadi 3 macam yg penting yaitu Gharizatul baqa’ misalnya rasa takut cinta harta cinta pada kedudukan pengen diakui de el el.Gharizatut tadayyun yaitu kecenderungan manusia utk melakukan penyembahan/ beragama kepada sesuatu yg layak utk disembah.Gharizatun nau’ manivestasinya bisa berupa rasa sayang kita kepada ibu temen sodara kebutuhan utk disayangi dan menyayangi kepada lawan jenis. Pacaran dalam perspektif islam In fact pacaran merupakan wadah antara dua insan yg kasmaran dimana sering cubit-cubitan pandang-pandangan pegang-pegangan raba-rabaan sampai pergaulan ilegal . Islam sudah jelas menyatakan “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adl suatu perbuatan yg keji dan suatu jalan yg buruk.” Seringkali sewaktu lagi pacaran banyak aktivitas laen yg hukumnya wajib maupun sunnah jadi terlupakan. Sampe-sampe sewaktu sholat sempat teringat si do’i. Pokoknya aktivitas pacaran itu dekat banget dgn zina. So..kesimpulannya PACARAN ITU HARAM HUKUMNYA and kagak ada legitimasi Islam buatnya adapun beribu atau berjuta alasan tetep aja pacaran itu haram.Adapun resep nabi yg diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud “Wahai generasi muda barang siapa di antara kalian telah mampu seta berkeinginan menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum mampu maka hendaklah berpuasa krn puasa itu dapat menjadi penghalang utk melawan gejolak nafsu.”. Jangan suka mojok atau berduaan ditempat yg sepi krn yg ketiga adl syaiton. Seperti sabda nabi “Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat sebab syaiton menemaninya janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dgn wanita kecuali disertai dgn mahramnya.” . Dan utk para muslimah jangan lupa utk menutup aurotnya agar tidak merangsang para lelaki. Katakanlah kepada wanita yg beriman “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yg nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya.” . Dan juga sabda Nabi “Hendaklah kita benar-benar memejakamkan mata dan memelihara kemaluan atau benar-benar Allah akan menutup rapat matamu.”. Yang perlu di ingat bahwa jodoh merupakan QADLA’ Allah dimana manusia ngga’ punya andil nentuin sama sekali manusia cuman dapat berusaha mencari jodoh yg baik menurut Islam. Tercantum dalam Al Qur’an “Wanita-wanita yg keji adl utk laki-laki yg keji dan laki-laki yg keji adl buat wanita-wanita yg keji dan wanita-wanita yg baik adl utk laki-laki yg baik dan laki-laki yg baik adl utk wanita-wanita yg baik . Mereka itu bersih dari apa yg dituduhkan oleh mereka . Bagi mereka ampunan dan rezki yg mulia .”Wallahu A’lam bish-Showab Oleh Buletin Dakwah Remas RIHLAH SMU N I Sooko edisi 6 1421 HDisalin dari Lembar Buletin Dakwah BINTANG

sumber file al_islam.chm

Tips Agar Shalat diterima ALLAH SWT

Ini adalah sebuah iktiyar, untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalam sebuah hadits qudsi Allah SWT berfirman “Sesungguhnya Aku (Allah) hanya akan menerima sholat orang orang yang merendahkan dirinya karena kebesaranKu, dia tidak sombong dengan mahlukKu yang lain, dia menyayangi orang orang miskin dan menderita, menahan diri dari hawa nafsunya karena Aku, melazimkan hatinya untuk takut kepadaKu, memberi makan pada yang lapar, dan memeberi pakaian bagi yang telanjang, memberi perlindungan bagi orang yang kena musibah dan orang orang yang terasing. Kelak cahaya orang itu akan bersinar seperti cahaya matahari, Aku akan berikan cahaya ketika dia kegelapan, Aku akan berikan ilmu ketika ia tidak tahu, Aku akan lindungi dia dengan kebesaranKu, akan Kusuruh malaiakat untuk menjaganya, jika ia berdoa, Aku akan menjawabnya, kalau dia meminta, Aku akan segera memenuhinya, perumpamaannya di hadapanKu seperti perumpamaan firdaus“.

Menurut hadits qudsi diatas, tanda orang yang diterima sholatnya oleh Allah Swt adalah sebagai berikut :

Pertama, Mereka yang datang dengan merendahkan dirinya kepada Allah.

Yang dimaksud dengan merendahkan diri dihadapan Allah swt dalam sholat adalah bahwa kita datang menghadapNya dalam rangka memohon pertolongan bukan untuk bernegosiasi, karena itu kita mesti mengakui segala kekurangan kita, menyadari betapa kita sangat kecil dihadapan kebesaranNya, kita tidak memiliki kekuatan apapun kecuali atas pertolonganNya. Memang sandungan pertama dalam beribadah adalah bangga dengan diri sendiri, karena itu buanglah segala macam kesombongan, ujub dan riya’, lalu serahkan semua urusan dan bertawakkallah secara total kepa Allah swt.

Seseorang yang tidak merendahkan diri dihadapan Allah karena merasa telah banyak beramal, sesungguhnya ia telah meremehkan pemberian Allah, artinya, ia sebenarnya tidak berjalan menuju Allah tetapi berkutat dengan dirinya sendiri, ia tidak mencari ridlo Allah tetapi mengejar ridlo dirinya sendiri.



Kedua, Mereka yang tidak sombong dengan makhluk Allah yang lain.

Dihadapan Allah setiap manusia mempunyai kedudukan yang sama, tidak ada manusia yang lebih suprior atau inferior terhadap manusia lainnya. Demikian juga tidak ada suatu ras, suku, kelompok atau bangsa yang lebih tinggi atau lebih rendah dari ras, suku, kelompok atau bangsa lainnya, semuanya berkedudukan sama dihadapan Allah, yang membedakan mereka hanyalah kadar ketaqwaannya. “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu” (Qs.49 : 13)

Maka jika masih ada diantara kita yang secara kaku menganggap hanya pihaknya yang berhak atas sorga sementara yang lain pasti neraka, yang menganggap hanya tafsir kelompoknya sebagai satu-satunya yang benar dan tafsir kelompok lain salah semua, yang membanggakan dirinya dan menganggap orang lain sebagai rendah, lalu menghalalkan fitnah untuk mendiskriditkan pihak yang tidak sepaham dengan kita, maka berarti sholat kita belum diterima oleh Allah.

Ketiga, Mereka yang menyayangi orang-orang miskin dan menderita.

Menurut Alqur’an, orang yang enggan memberi pertolongan kepada orang-orang miskin kendati mendirikan sholat tetap disebut mendustakan agama dan celaka. Disebutkan ” Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, Dan tidak memberi makan orang miskin. Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, yang menjadikan sholat sebagai alat berbuat riya, Dan enggan memberi pertolongan kepada orang miskin dengan barang berguna (Qs. 107 : 1-7)

Jadi bila ada orang rajin sholat tetapi tidak pernah memberi makan orang miskin maka sholatnya tidak diterima, demikian juga bila ada orang rajin memberi makan orang miskin tetapi tidak pernah melakukan sholat, maka iapun tidak dihitung sebagai sholat yang diterima. Dalam pandangan Islam, orang yang sholat tetapi sholatnya tidak berdampak positif bagi orang lain, maka ia tidak dihitung sholat kendati melaksanakan sholat.

Keempat, Mereka yang dapat menahan nafsu dari setiap keinginan yang dilarang Allah.

Orang yang betul-betul menegakkan sholat mestinya dapat mengekang dan mengendalikan hawa nasfsunya dari perbuatan yang dilarang Allah, sebab memang salah satu maksud dari mendirikan sholat adalah dalam rangka mencegah yang bersangkutan dari perbuatan keji dan mungkar. sebagaimana disebutkan dalam Qs. 29 : 45 ” Dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar “.

Maka bila seseorang kendati disatu sisi mendirikan sholat, tetapi disisi lain masih tidak berhenti mengkorupsi uang rakyat, melakukan elegal loging, membekingi perjudian dan prostitusi, dan bentuk bentuk perbuatan keji lainnya, maka jelas sholat yang bersangkutan tidak diterima oleh Allah swt. Sholat yang seperti itu bukan sholat yang benar melainkan sholat banyolan, sebab hal yang demikian sama persis dengan orang yang mengharap pahala sambil bermaksiat. Karena itulah dalam sebuah hadits disebutkan ” Kalau sholat seseorang tidak mencegah dirinya dari berbuat keji dan mungkar maka sholatnya tidak menambah sesuatu kecuali hanya akan menjauhkannya dari Allah Swt”.

Kelima. Mereka yang banyak berdzikir kepada Allah Swt.

Salah satu tujuan sholat adalah untuk berdzikir kepada Allah, sebagaimana ditegaskan alqur’an Assholatu lidzikiri. (bersholatlah untuk berdzikir kepadaKu). Berdzikir artinya mengingat Allah, Ketika kita mengingat Allah maka Allah juga akan mengingat kita, sebagaimana janjiNya ” ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”.

Semakin sering kita mengingat Allah, semakin sering pula Allah mengingat kita (Qs. 62 : 10). Ketika Allah sering mengingat kita, maka Allah akan bersama kita, mencintai kita dan menolong kita, bila Allah telah menjadi penolong kita, maka tidak ada satupun hal yang sulit bagi kita dalam menjalankan kehidupan ini. Sebaliknya orang yang shlolat tetapi tidak berdzikir kepada Allah, berarti ia gagal dalam sholatnya, atau bahkan apa yang dilakukan mereka bukan termasuk sholat kendati mereka bersholat.

Keenam, Mereka yang mempunyai kepekaan dan solidaritas sosial dan kemanusiaan yang tinggi .

Dalam sebuah hadits Rasululloh saw menegaskan : Perumpamaan kaum muslimin dalam hal jalinan kasih sayang, kecintaan dan kesetia kawanan ibarat satu tubuh, bila salah satu anggota tubuhnya sakit, maka yang lainpun ikut juga merasakannya. Mereka Ibarat satu bangunan, yang satu menguatkan yang lainnya. Karena itu benurut beliau, barang siapa diantara kaum muslimin yang tidak memperhatikan urusan kaum muslimin yang lain, maka mereka bukan termasuk golongan umat ku.

Maka bila sering sholat tetapi tidak peka dengan nasib saudaranya yang lain, tidak memiliki solidaritas sosial yang tinggi, maka berarti kita masih tergolong dalam kelompok yang disebut Nabi saw sebagai “akan datang suatu zaman dimana orang berkumpul di masjid untuk sholat berjamaah tetapi tidak satupun diantara mereka yang beriman “dan tidak satupun juga yang dihitung sebagai orang yang menegakkan sholat.

Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa sholat yang akan diterima oleh Allah Swt adalah sholat yang tidak saja memberikan keuntungan dan manfaat kepada individu yang melakukannya, tetapi yang lebih penting adalah punya akses dan nilai manfaat sosial kemasyarakatan yang luas.

Kalau kita mampu melakukan itu semua, maka berarti sholat kita telah diterima dan Allah akan melindungi kita dengan kebesaranNya. Perlindungan itu bukan saja dapat diperoleh di akherat kelak, tetapi juga akan didapatkan di dunia ini. Allah Swt berfirman dalam Qs. 41 : 31 “Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta

Sumber : http://hefnizein.wordpress.com/2008/12/06/kiat-agar-sholat-diterima/